Berita Metropolitan.com, Jakarta – Irman Gusman ditangkap KPK dalam operasi tangkap tangan semalam. Irman sudah cukup lama berkarier di bidang politik hingga membawanya menjadi pimpinan DPD tiga kali berturut-turut.
Pria kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat ini memulai karier politiknya sejak tahun 1999 dengan menjadi anggota MPR. Di MPR, Irman dipercaya oleh Fraksi TNI/Polri DPRD Sumatera Barat.
Irman menjadi salah satu pihak yang berhasil melobi hingga akhirnya dibentuk Fraksi Utusan Daerah di MPR pada 2001. Lulusan S1 Universitas Kristen Indonesia itu dikenal sebagai salah seorang penggagas sistem politik dua kamar (bikameral) di MPR dan memperjuangkan agar perwakilan daerah bisa duduk sebagai wakil di lembaga tertinggi itu.
Saat reformasi, Irman merupakan salah satu penggagas amandemen UUD 1945. Hingga akhirnya terjadi perubahan mendasar sistem ketatanegaraan di Indonesia yakni adanya proses Pemilu di mana presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dengan maksimal masa jabatan dua periode. Reformasi juga melahirkan lembaga Mahkamah Konstitusi dan DPD RI.
Bapak tiga itu cukup dikenal sabagai salah satu tokoh pasca-reformasi yang secara konsisten memperjuangkan akomodasi terhadap kepentingan daerah dalam proses bernegara dan pemerintah. Irman menjadi salah satu penggagas lahirnya Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dan sejak tahun 2004 hingga saat ini, ia sudah tiga kali menjabat sebagai pimpinan DPD.
Pada periode pertama yakni 2004-2009, Irman menjadi wakil dari Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita. Dua periode selanjutnya ia menjadi Ketua DPD meski di periode terakhir peraih Master of Business Administration (MBA) dari Graduate School of Business, University of Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat itu mendapatkan jabatannya dengan persaingan sengit.
Irman merupakan putera daru Gusman Gaus, salah satu tokoh Muhammadiyah di Sumatera Barat. Pria kelahiran 11 Februari 1962 itu dididik di keluarga yang plural. Terbukti sang ayah menguliahkan Irman di universitas berlatar belakang kristen. Ayah Irman juga pernah menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.
Tak hanya berlatar belakang politik, Irman juga dikenal sebagai pengusaha yang cukup ulung. Kepiawaannya mungkin merupakan turunan dari sang ibu yang merupakan anak dari pedagang emas sukses. Sejak selesai menimba ilmu di AS, Irman lebih banyak berkiprah di bidang sosial dan ekonomi. Tak hanya berhasil di dunia politik, bisnis keluarga Gusman pun maju pesat berkat kepiawaian Irman.
Saat Pilpres 2014 lalu, Irman menjadi salah satu tokoh yang masuk dalam Konvensi Partai Demokrat untuk menjadi calon presiden. Namun Irman kalah oleh Dahlan Iskan.
Belakangan sejumlah pernyataan Irman cukup mengejutkan. Setelah setuju dengan hukuman mati bagi koruptor, Irman pun sepakat jika Arcandra Tahar kembali dilantik sebagai Menteri ESDM. Padahal banyak tokoh menolak Presiden Joko Widodo mengangkat Arcandra lagi sebagai pejabat negara menyusul kasus dwi kewarganegaraannya.
KPK telah menyatakan Irman sebagai tersangka kasus suap kuota gula impor. Dari tangan Irman, penyidik KPK menyita uang dugaan suap sebesar Rp 100 juta.
“Beliau memang tersangka. Uang sudah diterima. Penyidik meminta uang yang sudah diterima. Uang diambil dari kamar tidur,” ujar Wakil Ketua KPK Laode M Syarif dalam jumpa pers di Gedung KPK, Sabtu (17/9/2016). (Sumber: detik.com).
Source link
Posting Komentar