Berita Metropolitan – Gubernur DKI Jakarta, Ahok menegaskan bahwa alasan dirinya tak mau membangun Kampung Deret adalah lantaran bangunan itu bakal dibangun di atas tanah milik negara.
Ahok menjelaskan bahwa untuk kampung deret merupakan alternatif yang bisa diambil jika lahannya bukan atas kepemilikan negara.
Ia menganggap kalau untuk kampung deret tak mungkin bisa dibangun di kawasan Bukit Duri yang berada di bantaran Kali Ciliwung.
Penggusuran Bukit Duri.
“Bukit Duri jelas kemplang sungai,” terang Ahok dikutip Berita Metropolitan.
Bukit Duri yang menjadi korban normalisasi Kali Ciliwung itu telah menggerus trase karena pembangunan yang dilakukan oleh para warga dengan membangun permukiman liar.
“Di sana juga hasil reklamasi. (Kali Ciliwung) diuruk lama-lama jadi daratan,” ucap Ahok.
Adapun untuk Kampung Deret adalah program Presiden Jokowi pada waktu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Kampung Deret adalah konsep dari pembenahan permukiman kumuh. Warga diminta untuk bisa merapikan rumah mereka yang pada mulanya kumuh, menjadi bersih, teratur dan sehat. Salah satu contoh kampung deret yang sudah berhasil adalah di Tanah Tinggi dan Petogogan.
Salah satu Kampung Deret berada di Petogogan, Kebayoran Lama, Jaksel yang diresmikan langsung oleh Presiden Jokowi saat masih menjadi seorang Gubernur DKI Jakarta.
Warga pun menyambutnya dengan sangat bahagia karena permukiman yang tadinya kumuh menjadi sangat indah dipandang.
“Ini semua karena Pak Jokowi. (Kampung Deret Petogogan) Jadi layak sejak ada Pak Jokowi,” ucap salah seorang warga, Murni (28) dikutip Berita Metropolitan.
Kampung Deret di Petogogan.
Sekarang, Murni merasa cukup betah tinggal di dalam rumahnya yang tak lagi kotor dan kumuh serta Ia pun merasakan perbedaan yang sangat luar biasa usai rumahnya direnovasi.
“Saya baru 2 tahun ngerasain pakai keramik dan rumah nggak bocor serta nggak becek. Kalau dulu air masuk ke rumah sampai bau dan bikin pusing,” ucapnya senang.
Penulis: Jefri
Posting Komentar