Berita Metropolitan – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menutup Rumah Sakit
Menteng Mitra Afia yang berlokasi di Jalan Kali Pasir, Jakarta Pusat.
“Rumah Sakit Menteng Mitra Afia sudah kami tutup. Penutupan itu
dilakukan secara langsung oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta,” kata
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balai Kota, Jakarta Pusat,
Rabu.
Menurut Gubernur, penutupan rumah sakit tersebut dilakukan karena
pihak pengelola tidak memenuhi sejumlah persyaratan dan perizinan.
“Sebelum dilakukan penutupan, kami sudah mengirimkan Surat
Peringatan (SP) 1, SP 2 dan SP 3 terlebih dahulu. Tapi tidak ada
tindakan dari pihak pengelola,” ujar Ahok.
Penutupan tersebut merupakan kebijakan yang diambil untuk
melindungi warga, sekaligus sebagai efek jera bagi seluruh rumah sakit
yang ada di ibu kota.
“Jadi, rumah sakit itu sudah terbukti melakukan pelanggaran, yaitu
ada beberapa prosedur pelayanan kesehatan untuk pasien yang dianggap
berbahaya. Selain itu, ada juga dugaan suap kepada pihak kami. Makanya,
kami putuskan untuk ditutup,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan Pemprov DKI akan terus berupaya
membangun rumah sakit umum, sehingga masyarakat terlayani dengan
memadai.
“Memang kasihan nasib pegawai di rumah sakit itu, tapi mau
bagaimana lagi. Pimpinan manajemen rumah sakitnya begitu. Tapi tidak
apa-apa, toh kami akan terus memperbanyak rumah sakit umum di Jakarta,
jadi tetap ada lapangan pekerjaan,” ujarnya Gubernur.
Meski ditutup, Ahok mengaku kasihan dengan nasib karyawan RS itu.
Ahok pun berencana menempatkan para karyawan ke RS lain milik Pemprov.
“Nah sekarang kan pegawainya yang kasihan, tapi mau bagaimana?
Pimpinan manajemennya begitu. Kita carikan saja (solusi), kita bangun
rumah sakit banyak, di sana ditampung (karyawan RS Menteng), toh kita
BLUD (Badan Layanan Umum Daerah). Enggak masalah,” kata Ahok.
Terpisah, Kepala HRD RS Menteng Mitra Afia, Desi Nurul menjelaskan,
ada 240 karyawan yang harus diberhentikan dan nasib mereka semakin tak
jelas usai penutupan RS.
“Ada 240 karyawan tetap dan karyawan kontrak. Kalau yang masih muda-muda, kami rasa masih bisa survive, tapi yang sudah 20 tahun bekerja ini yang menjadi masalah,” kata Desi.(antaranews.com & liputan6.com)
Source link
Posting Komentar