0




Berita Metropolitan.com, Jakarta – Tensi politik menjelang Pilgub DKI Jakarta 2017

memanas. Bagai dikomando, Amien Rais, Rizal Ramli hingga Lulung melontarkan

kritik tajam tentang kebijakan-kebijakan kandidat cagub petahana Jakarta,

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terutama masalah penggusuran.



Ketegangan politik itu terjadi saat Amien Rais mengingatkan

warga DKI Jakarta agar hati-hati memilih pemimpin yang suka menggusur. Mantan

Ketua MPR ini lantas melontarkan sindiran tajam ke Ahok. “Kalau saya

bicara di depan akademisi, ya pentingnya ilmu pengetahuan, jadi saya kira si

Ahok itu memang sontoloyo, dia enggak tahu agama dia,” kata Amien.



Amien juga mengkritik sejumlah kebijakan Ahok. Ketua Dewan

Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) ini kemudian menentang rencana Ahok

membuat rusun nelayan di proyek reklamasi.



Sepak terjang Ahok menertibkan bangunan liar di jalur hijau

itu tidak luput dari sorotan eks Menko Kemaritiman Rizal Ramli. Rizal yang

digadang-gadang PAN DKI Jakarta ini sebagai cagub DKI itu menilai langkah Ahok

itu bukan langkah pemimpin yang baik dengan tak memberikan solusi. “Kita

sebut saja Ahok ‘Raja Gokil’. Jadi cara-cara gokil ini, dia enggak peduli rakyat

nangis-nangis digusur tentara dan polisi. Pengembang nyumbang supaya dia menang

lagi,” sentil Rizal.



Beda dengan Amien dan Rizal yang mengkritik Ahok lewat

kata-kata, Abraham ‘Lulung’ Lunggana punya cara berbeda. Pria yang menjabat

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta ini memilih berdendang menolak Ahok menjadi

gubernur DKI Jakarta periode 2017 hingga 2022.



Menanggapi gelombang kritikan itu, Ahok berlapang dada

menerimanya. Dia berulang kali mengatakan penertiban bangunan-bangunan ilegal

terus dilakukan demi kebaikan warga Ibu Kota. Menurut Ahok, penggusuran itu

bukan berpatokan pada pemilihan di Pilgub mendatang. Ahok juga telah menawarkan

solusi dengan memindahkan korban penggusuran ke sejumlah rumah susun.



1. Amin Rais ‘Serang’ Ahok di Masjid RSI Islam Sukapura



Cerita bermula dari Amien Rais menjadi khatib salat Idul

adha di Masjid Rumah Sakit Islam Sukapura, Jakarta Utara, Senin (12/9) kemarin.

Saat itu Amien mengingatkan warga DKI Jakarta agar hati-hati memilih pemimpin

yang suka menggusur.



Ahok pun merespons dengan sindiran keras. Ahok mengingatkan

soal imbauan MUI yang melarang khotbah bermuatan politis.



“Suruh (Amien Rais) baca imbauan MUI,” kata Ahok

kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (14/9/2016).



Rupanya apa yang disampaikan Ahok memantik respons keras

Amien Rais. Di acara Mudzakarah Ulama dan Tokoh Nasional di Grand Sahid Jaya

Hotel, Jakarta, Rabu (14/9) malam, Amien bicara A sampai Z soal kepentingan

khotbahnya itu.



“Ya si Ahok itu belajar Islam yang benar ya, kan nggak

tahu Agama Islam, enggak tahu apa-apa dia Islam itu agama yang kaffah, Islam

itu bicara soal keadilan, soal kesehatan, soal pendidikan, soal akhlak, soal

politik dan lain-lain ya. Jadi seorang khatib tentu melihat hal-hal yang

relevan,” kata Ketua Dewan Kehormatan PAN ini.



“Ya karena rakyat Jakarta mau Pilkada makanya saya

sisipkan satu paragraf hati-hati, itu bukan memperalat khotbah, bukan. Kalau

misalnya saya di daerah yang dimana akhlaknya amburadul, saya bicara tentang

moral, kalau saya bicara tentang kemiskinan Islam itu tidak membicarakan

kemiskinan, sehingga saya akan berbicara bagaimana cara-cara kesejahteraan

rakyat,” imbuhnya.



Amien pun lantas melontarkan sindiran tajam ke Ahok.

“Kalau saya bicara di depan akademisi, ya pentingnya ilmu pengetahuan,

jadi saya kira si Ahok itu memang sontoloyo, dia enggak tahu agama dia,”

kata Amien.



Amien kemudian mengkritik sejumlah kebijakan Ahok. Amien

kemudian menentang rencana Ahok membuat rusun nelayan di proyek reklamasi

“Saya tidak setuju, itu hanya kata-kata pemanis, seperti ternyata rumah

susun ternyata bukan APBD juga yang manfaatkan kan si Podomoro itu. Ini kan

juga ugal-ugalan, jadi keuntungannya sidang mengeluarkan APBD menekan para

pengusaha sendiri, itu kan kira-kira loh ya,” katanya.



Ahok enggan menanggapi panjang ucapan Amien tersebut.

“Enggak usah (ditanggapi). Ngapain nanggepin orang tua,” ujar Ahok

usai menghadiri sidang di Mahkamah Konstitusi, Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta

Pusat, Kamis (15/9/2016).



2. Rizal Ramli sebut Ahok ‘Raja Gokil’



Langkah Ahok menertibkan kawasan kumuh dikritik mantan Menko

Kemaritiman Rizal Ramli. Rizal yang mendapat dukungan sebagai cagub DKI itu

menilai langkah Ahok itu bukan langkah pemimpin yang baik dengan tak memberikan

solusi.



Baginya, tidak ada kata-kata yang cocok lagi untuk

menjabarkan pemikiran Ahok. Beberapa peserta diskusi kemudian sahut-sahutan

mengusulkan sebutan untuk Ahok.



“Kalau kita normal cara pikirnya, mau jadi gubernur kok

ngegusur? Nanti dulu kek. Tapi yang pemikirannya memang apa ya,

bahasanya,” ujar Rizal Ramli saat menghadiri acara diskusi dengan tema

‘Jakarta Menggugat’ di Gedung Joang 45, Jalan Menteng Raya, Kamis (15/9/2016).



“Kita sebut saja Ahok ‘Raja Gokil’. Jadi cara-cara

gokil ini, dia enggak peduli rakyat nangis-nangis digusur tentara dan polisi.

Pengembang nyumbang supaya dia menang lagi,” lanjutnya.



Rizal juga menyindir Ahok yang kerap memarahi warga Jakarta

dan juga PNS DKI di muka umum. Menurut Rizal, hal itu telah membuat malu

keluarga orang yang dimarahi.Untuk itu Rizal Ramli mengajak seluruh masyarakat

Jakarta untuk jangan memilih Ahok. Dengan demikian, Ahok akan kembali ke

kampungnya dan tergusur dari Jakarta.



“Pilkada tahun depan jangan pilih Ahok. Tiap hari

gubernur marahin rakyat, PNS kayak gitu. Itu gokil banget. Maka dari itu

Pilkada tahun depan jangan pilih Ahok biar dia balik ke kampungnya. Ahok mesti

digusur dari DKI,” tuturnya.



3. Lulung: “Ahok harus kita lengserkan”




Lulung punya cara unik untuk menolak Ahok kembali menjadi

gubernur DKI. Salah satunya dengan bernyanyi.



Lagu untuk Ahok itu dinyanyikan saat acara ‘Indonesia

Menggugat, Jakarta Menggugat!!!’ di Gedung Juang 45, Jalan Menteng Raya, Kamis

(15/9/2016). Selain Lulung, acara tersebut juga dihadiri Ketua FORKABI Nachrowi

Ramli dan mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli.



Awalnya, Lulung menjelaskan bahwa kasus UPS yang dulu

menimpa dirinya merupakan desain dari Ahok. Ahok ingin mencitrakan dirinya

sehingga mengorbankan Lulung. Selain itu menurut Lulung, ketika itu Ahok juga

mampu membuat pencitraan saat UU MD3 masih dalam pembahasan.



“Kasus UPS ini sebuah grand design oleh saudara Basuki

Tjahja Purnama untuk pencitraan. Pencitraannya adalah ada hal-hal yang

menyangkut itu tidak berdasarkan hukum namun berdasarkan dirinya,” ucap

Lulung.



“Di UUD 1945, pengelolaan uang di daerah itu harus

dibahas oleh anggota dewan dan eksekutif. Ini sebuah pencitraan yang kemudian

pertama kali dia berhasil, dia keluar dari Partai Gerindra saat pembahasan MD3

masih prematur. Padahal pembahasan itu masih prematur. Pencitraan dia

berhasil,” imbuhnya.



Di sela-sela pidatonya, Lulung mengeluarkan secarik kertas.

Ternyata kertas tersebut memuat lirik lagu untuk Ahok.



“Saya mau nyanyi nih, dengerin ya!” ujar Lulung.



Dengan cengkok khas dangdut, Lulung pun berdendang. Begini

lirik lagunya:



Pagi sore kita berjuang



Di malam hari kita berdoa



Satu hati Bangsa Indonesia



Untuk menjaga Tanah Air kita



Indonesia pasti menang



Indonesia pasti menang



Ahok harus kita tumbangkan



Ahok harus kita lengserkan



Ahok harus kita pulangkan



Ahok harus kita kalahkan.



4. Nachrowi Ramli 



Ketua Umum Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) Nachrowi

Ramli menegaskan saat ini Jakarta sedang dalam keadaan darurat. Sejak jaman

kemerdekaan, Jakarta tidak ada perubahan yang berarti apalagi di bawah

kepemimpinan Ahok.



Selain itu Nachrowi juga menyebut baru Ahok yang berani

menyerang warga betawi. Untuk itu menurut dirinya masyarakat betawi harus

bersatu juga untuk melawan.



“Hari ini, saat ini di Gedung Juang 45, kita

bersama-sama. Saya setuju kalau temanya menggugat. Memang kita bersama-sama

harus menggugat keadaan Jakarta saat ini. Jakarta saat ini dalam keadaan

darurat,” kata Nachrowi Ramli dalam acara diskusi ‘Indonesia Menggugat,

Jakarta Menggugat!!!’ di Gedung Juang 45, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat,

Kamis (15/9/2016).



“Keadaan darurat di Jakarta ini harus kita hadapi

dengan extraordinary. Saya juga menyampaikan baru kali ini ada yang berani

ngelawan masyarakat betawi. Untuk itu mari bersatu pada untuk melawan

Ahok,” lanjutnya.



Nachrowi juga menyampaikan bahwa masyarakat Jakarta harus

cerdas dalam memilih pemimpinnya mendatang. Untuk itu ia mengajak masyarakat

Jakarta khususnya betawi untuk tidak memilih Ahok di Pilkada DKI mendatang.



“Kita harus sama-sama melawan kezaliman. Masyarakat

betawi harus bersatu padu untuk Jakarta lebih baik lagi ke depannya. Kalau mau

Ahok lengser jangan pilih dia lagi tahun depan,” ucap Nachrowi. 



Persoalan ini awalnya muncul saat Ahok menilai ada politik

berbau rasisme di Bamus Betawi. Ahok mengancam akan menghentikan dana hibah

untuk ormas itu. Meski begitu, Bamus Betawi sudah menjelaskan pihaknya tak

bermaksud berbuat politik bertendensi Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA).
(Sumber: detik.com).



Source link



Posting Komentar

 
Top