0









Berita Metropolitan – Meski Arcandra Tahar sudah bukan Menteri Energi Sumber Daya Mineral

(ESDM) lagi namun nampaknya masih dianggap kandidat terkuat untuk

kembali menduduki kursi jabatan itu. Hal itu terbukti pasca

pemberhentian dengan hormat AT dari kursi Menteri hingga sekarang belum

ada pengganti definitif. Jabatan itu masih dirangkap oleh Menko Maritim,

Luhut Binsar Pandjaitan. Disisi lain, terlihat banyak pihak terutama

kalangan partai politik menggoyang dan membesarkan kesalahan hilangnya

kewarganegaraan Arcandra.



Banyak yang menuding hilangnya kewarganegaraan menunjukkan tidak

nasionalisnya AT, sudah tidak cinta tanah kelahirannya hingga tudingan

antek asing. Tudingan-tudingan yang sumir dan sangat ngawur. Secara

faktual sebetulnya jelas, tidak ada satupun yang dilanggar AT saat

berkewarganegaraan AS. Toh bukan dia saja orang Indonesia yang berganti

kewarganegaraan AS dan perlu diketahui itu tidak mudah. Bahkan ada yang

menyebut beralihnya kewarganegaraan AT ke negeri Paman Sam karena

permintaan negara pimpinan Obama itu, bukan pengajuan pria kelahiran

Padang. Selain itu, hilangnya kewarganegaraan AT karena aturan dan tidak

pernah ditemukan AT mengajukan penghapusan kewarganegaraan Indonesia.



Puluhan tahun berada di Amerika juga tak melunturkan nasionalismenya.

Di Houston Amerika, dia membangun Islamic Family Academy (IFA), sebuah

komunitas yang fokus pada ajaran Agama. Hal ini lebih mendasar bahwa

ajaran agama dipegang dengan teguh.



Meski anak-anak mereka tumbuh dan besar di negara yang di cap

liberal, mereka masih memakai hijab. Ini makin menandakan watak dasar

Arcandra yang teguh memegang syariat Islam. Sebagai Muslim yang baik,

tentu tidak akan mendustai negaranya. Meski sudah memegang paspor AS,

setiap bepergian Arcandra selalu membawa paspor Indonesia yang kebetulan

baru berakhir tahun depan. Artinya, dia masih bangga dan sangat

mencintai Indonesia.



Kini kewarganegaraan Arcandra sudah kembali ke tangan dan peluang

kembali ke kursi Menteri ESDM terbuka lebar. Cuma fakta dilapangan tidak

semudah itu. Berbagai parpol yang mengincar kursi itu makin gelisah dan

beringas.



Mereka mulai membangun opini bahwa lelaki yang menempuh pendidikan S2

dan S3 di Amerika tersebut tetap tak layak menjadi Menteri.Selain

Parpol, para mafia migas juga belingsatan sebab mereka tak bakal leluasa

menjalankan bisnis dengan mengambil keuntungan besar. Seperti kita

tahu, meski dalam waktu singkat menjabat Menteri ESDM, AT mampu

melakukan banyak hal. Mengefisienkan biaya operasional kementerian,

mereview berbagai kontrak karya, me rasionalisasi berbagai proyek

pembangunan sumber daya alam sehingga penghematannya luar biasa besar.

Hal-hal inilah yang membuat mafia Migas banyak kehilangan pendapatan.



Jokowi tidak bakal takut mengembalikan jabatan Menteri kepada AT dan

tidak ada yang bisa menghambatnya. Tidak ada alasan yang cukup kuat

mempersoalkan lelaki lulusan ITB ini kembali ke jabatannya.



Kembalinya AT juga bakal membikin moncer masa depan sumber daya alam

kita. Berbagai kerjasama proyek akan di evaluasi termasuk kontrak karya

dengan berbagai perusahaan internasional termasuk Freeport. Inilah yang

menyebabkan perlawanan makin keras.



Tenang saja, Welcome back pak Arcandra. (Alif Kholifah, via redaksiindonesia.com)






Source link



Posting Komentar

 
Top