0











 
Berita Metropolitan – Aktivis Ratna Sarumpaet sering hadir di tengah-tengah masyarakat yang

permukimannya akan ditertibkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ratna

hadir sebagai pembela warga dan melawan rencana Pemprov DKI melakukan

penertiban. 

Ratna berdiri bersama-sama warga Pasar Ikan, Jakarta Utara, ketika

kawasan tersebut akan ditertibkan. Dia juga pernah membawa warga Pasar

Ikan ke Gedung DPRD DKI dalam upaya  membatalkan rencana penertiban.



“Jika pemerintah ingin membuat kawasan itu rapi, ajaklah nelayan

bersikap bersih. Sekarang mereka (nelayan) masuk perahu saja sudah

diancam-ancam, warga berlindung di perahu tidak boleh menginjakkan kaki

ke darat. Bilang sama Ahok (Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama) siapa dia? Jangan ancam-ancam, kita warga negara punya hak yang sama,” kata Ratna di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, pada Senin April 2016)



Kini, kawasan Pasar Ikan sudah dibongkar. Warga sempat bertahan

selama beberapa bulan dan tinggal di puing-puing pembongkaran. Namun,

kata Ahok, mereka kini malah bersurat kepada Pemprov DKI untuk segera

melakukan sheetpile.



Sekarang, Ratna membela warga Rawajati, Jakarta Selatan. Permukiman liar di Rawajati berdiri di bantaran rel kereta api. Rencananya, Pemkot Jakarta Selatan akan membuat taman di sana.



Kemarin, kawasan Rawajati

ditertibkan. Ratna lagi-lagi menjadi orang terdepan yang membela warga.

Ratna dengan lantang meminta petugas Satpol PP tidak melakukan

penertiban. Ratna meminta petugas menunjukkan surat tugas dalam

melakukan penertiban tersebut.



Ratna berorasi di hadapan petugas Satpol PP agar mengikuti prosedur

dalam upaya penertiban, misalnya memberikan surat peringatan (SP) 1, 2,

dan SP 3.



“Sebenarnya, kita mau membangun enggak sih? Mau Jakarta lebih bagus? Mau! Tetapi, ada cara yang sopan,” kata Ratna.



Selain Ratna Sarumpaet, beberapa orang juga menjadi pembela warga

yang akan ditertibkan Pemprov DKI. Kebanyakan dari mereka adalah tokoh

politik, misalnya pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra yang membela warga Luar Batang, mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli yang membela warga Bukit Duri, ada juga anggota DPRD DKI Jakarta Syarif yang kemarin hadir di penertiban kawasan Rawajati.



Syarif juga pernah turun ke lokasi penertiban lain seperti Kampung

Pulo dan Pasar Ikan. Di DPRD DKI, dia sering memfasilitasi pertemuan

antara warga yang akan digusur dengan Pemprov DKI Jakarta.



Penertiban dipolitisasi?



Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat

memandang penertiban yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI

Jakarta kerap dipolitisasi. Salah satunya penertiban di kawasan Rawajati, Jakarta Selatan itu.



Pada penertiban permukiman liar di Rawajati

Kamis pagi kemarin, Ratna Sarumpaet dan Syarif menyambangi kawasan

tersebut. Mereka menghadang Satpol PP dan mempertanyakan surat perintah

penertiban.



“Biasa lah itu, itu kan dipolitisasi. Itu biasa,” kata Djarot, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis.

 Basuki Tjahaja Purnama

atau Ahok pun berpendapat demikian. Menurut dia, orang-orang yang

membela warga terdampak penertiban selalu itu-itu saja. Pemprov DKI pun

tidak mau ambil pusing dengan kritik dari orang-orang itu.



“Bu Ratna mana ada enggak (datang di penertiban), (dia) ada di

mana-mana kok. Kayak Syarif juga gitu kan. Ya sudahlah,” kata Ahok.



Semua perlawanan dari aktivis dan politisi tidak membuat Pemprov DKI Jakarta menghentikan kegiatan penertiban. Bahkan, Pilkada DKI Jakarta 2017 pun tidak sanggup menghentikannya.(kompas.com)






Source link



Posting Komentar

 
Top