0
Berita Metropolitan – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui masih ada makam fiktif alias bohong di Taman Pemakaman Umum (TPU) Jakarta. Ahok, sapaan Basuki, mengungkapkan makam fiktif itu diperjualbelikan oleh oknum petugas Dinas Pertamanan dan Pemakaman.

“Jadi ada oknum nakal. Makam-makam itu dikasih nisan, kalau ada yang mau bayar Rp10 juta digali,” ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Sabtu, 23 Juli 2016.


Menurut Ahok, makam fiktif itu biasanya terletak paling depan di area pemakaman. Untuk mengatasi itu, Ahok mengaku terus membenahi internal Dinas Pertamanan dan Pemakaman.


“Tiap orang datang kalau enggak bayar di taruh di ujung. Kalau yang mau bayar di depan. Nah sekarang kan kami sudah ganti nih orang-orang dipecatin diganti,” ujarnya.


Kasus penggalian makam fiktif itu pun terus dilakukan di bawah pengawasan pejabat baru.
“Kami gali terus ini. Cari terus,” kata dia.


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku setiap hari menerima puluhan laporan dari Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Djafar Muchlisin terkait makam fiktif.


“Laporan ke saya sehari ada dapat 80 makam fiktif. Pada dipasangin batu nisan bohong-bohongan,” kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (22/7/2016).


Sebelumnya, Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Pusat menemukan satu makam fiktif di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Makam fiktif itu tertulis atas nama Sumarti. Setelah terbukti fiktif, makam tersebut akan dibongkar.


Jika dilihat, pada makam fiktif itu, di batu nisannya tidak terdapat tanggal kapan orang tersebut lahir dan meninggal. Pada batu nisan hanya ada nama dan tempat lahir tanpa tanggal, serta tempat wafat tanpa tanggal.


Biasanya di batu nisan sebuah makam terdapat nama, tempat dan tanggal lahir orang yang telah dinyatakan meninggal, serta tempat dan tanggal wafat orang tersebut.



Source link



Posting Komentar

 
Top