Berita Metropolitan – Orang
kecewa ketika reshuffle kabinet tidak mengotak-atik Puan Maharani. Kata orang
Menko yang satu ini tidak terlihat prestasinya. Penempatannya hanya menunjukan
Jokowi berada dalam bayang-bayang Bu Mega.
Kabinet memang hak Presiden. Tapi jangan lupa, Presiden
tidak hidup di ruang hampa politik. Menempatkan Puan tetap pada posisinya salah
satu gunanya untuk menjinakan PDIP yang belakangan sering terlihat mirip
oposisi. Itu fungsi penting seorang Puan bagi kabinet Jokowi. Soal prestasi,
sepanjang tidak bikin ribet, ya masih dimaklumilah.
Tapi toh, Jokowi juga tidak mau dikatakan pasrah bongkokan
di hadapan PDIP. Buktinya dia juga tidak mencopot Menteri Rini Soemarno dari
jabatannya. Padahal orang-orang PDIP sejak lama ngotot minta Rini dipecat.
Pesannya jelas. Akomodatif oke saja. Sebab itu adalah
kesantunan politik. Tapi jangan sampai ada partai merasa berhak mengatur-ngatur
Presiden, sebab itu justru melewati kesantunan politik. Apalagi dilakukan
secara terbuka via media.
Dalam pergantian ini ada fokus yang jelas. Menteri-menteri
yang selama ini bikin gaduh dan saling perang komentar di media, banyak yang
dicopot. Sebab tampaknya, titik tekan Jokowi lebih pada sektor ekonomi.
Pembangunan ekonomi membutuhkan suasana yang adem dan tenang. Bukan yang banyak
keributan.
Itu syarat yang dulu diminta Prof. Widjojo Nitisastro ketika
menjadi arsitek pembangunan ekonomi jaman Orba : stabilitas politik! Sepertinya
syarat itu juga yang diajukan Menkeu Sri Mulyani hingga dia bersedia turun
gunung.
Saya rasa pertimbangan stabilitas politik itulah yang
membuat pilihan Menkopolhukam jatuh pada Wiranto. Selain senior, punya pengaruh
di berbagai kekuatan politik, Wiranto juga bisa dekat dengan faksi Islam garis
keras. Meski harus diakui, dia juga bermasalah soal isu HAM.
Tapi selain butuh ekonomi yang tumbuh maksimal, jangan lupa
rakyat butuh juga hiburan politik. Kadang diperlukan gonjang-ganjing agar hidup
jadi lebih hidup. Setidaknya untuk meramaikan medsos, biar tidak terlalu adem ayem.
Mana enak buka FB dan Twitter jika isinya foto selfie dan jualan online doang.
Nah, jadi kita tahu kan, kenapa orang model Ratna Sarumpaet,
Ahmad Dhani atau Jonru dibiarkan teriak-teriak dengan nada aneh sampai
sekarang. Parcayalah, hidup bukan hanya soal roti. Keberadaan Badut juga tidak
kalah pentingnya.
Saat perut kenyang, rakyat juga butuh tertawa. (heronesia.com)
Sumber:
Eko Kuntadhi
Source link
Posting Komentar