0









Berita Metropolitan – Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan

meminta Pemerintah Provinnsi Sumatera Utara serius dalam melakukan

penataan kawasan Danau Toba menuju kawasan wisata bertaraf

internasional.


Hal tersebut disampaikan Luhut saat menghadiri penandatanganan

kesepakatan Rencana Aksi Penataan Kawasan Danau Toba oleh Gubernur

Sumatera Utara dan tujuh bupati dari kabupaten sekitar kawasan Danau

Toba, di Medan, Sumatera Utara, Senin (25/7/2016).



Luhut menegaskan, pejabat pemerintah harus tegas dan berani menolak

suap dari pihak-pihak yang ingin berinvestasi di Sumatera Utara secara

tidak bertanggung jawab.



Dia pun sempat menyebut Presiden Joko Widodo sebagai salah satu sosok pemimpin yang tegas dalam membuat kebijakan pemerintahan.



Jokowi, kata Luhut, berani mengambil langkah cepat, tetapi penuh

perhitungan dalam membuat keputusan jika dirasa benar dan bermanfaat

bagi masyarakat.



“Meski banyak orang mengira Presiden kita itu klemar-klemer,

tapi dia itu penuh perhitungan, berani, dan tegas. Seperti komandan

saya dulu di Kopassus. Saya pernah bilang, ‘Pak Jokowi itu salah

jurusan, seharusnya dia masuk Kopassus’,” ujar Luhut sambil tersenyum

lebar.



Luhut berharap pemerintah daerah mampu bersinergi dengan pemerintah

pusat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui

pembenahan di sektor ekonomi dan pariwisata.



Dia juga mengingatkan para kepala daerah tersebut untuk tidak

segan-segan menindak para investor yang tidak taat hukum dengan

melakukan pencemaran lingkungan.



Luhut menyoroti persoalan pencemaran limbah dan keramba ikan milik

perusahaan swasta yang menghambat kemajuan sektor pariwisata di Danau

Toba.



“Limbah sudah mencemari sebagaian area di Danau Toba. Pencemarannya

luar biasa dan perlu ada moratorium keramba karena itu juga merusak,”

kata Luhut.



Selain itu, Luhut mengatakan, ekonomi Indonesia saat ini semakin

membaik. Pemerintah akan mulai melakukan banyak pembenahan di sektor

pariwisata.



Menurut dia, dalam 10 tahun ke depan, selain dari pajak, Pemerintah juga akan mengandalkan pemasukan negara melalui pariwisata.



Oleh sebab itu, dia mengingatkan pemerintah daerah jangan

berani-berani menerima suap supaya tidak terjadi kecurangan yang

mengakibatkan kerusakan lingkungan.



“Era Presiden Jokowi memberikan keteladanan antikorupsi. Kalian harus

menolak kalau ada yang kasih duit supaya tidak terjadi kecurangan.

Ekonomi sudah semakin baik. Oleh sebab itu, jangan mudah tergiur dengan

uang receh. Jangan sampai investasi merusak lingkungan,” tegasnya.(kompas.com)






Source link



Posting Komentar

 
Top