Berita Metropolitan – Pasar saham terpantau menguat dengan angka yang
sangat signifikan sebagai dampak dari perubahan susunan kabinet kerja
pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Terutama adalah kembalinya Sri Mulyani yang menjadi Menteri Keuangan
setelah bertahun-tahun berkiprah di luar negeri, tepatnya di Bank Dunia.
Kembalinya Sri Mulyani juga diyakini bakal lebih menguatkan program tax
amnesty yang sedang digembar-gemborkan Jokowi belakangan terakhir.
IHSG pada Bursa Efek Indonesia (BEI) diketahui sampai menyentuh level
psikologis 5.300 pada waktu menguat sebanyak 1,25 persen pada
pertengahan perdagangan saham kemarin.
Dirut BEI, Tito Sulistio menyebutkan bahwa pengumuman kabinet kerja Jokowi kemarin sebagai reshuffle yang terbaik di Indonesia sepanjang sejarah.
’’Timing tepat untuk kesempatan yang tepat. Sri Mulyani
dikenal keras, firm (pasti), lurus. Pak Bambang (Brodjonegoro) juga
begitu. Tapi, Sri Mulyani itu ada (unsur) menakutkannya,’’ terangnya
dikutip OkTerus.com.
Hal tersebut membuat para pelaku pasar bisa lebih optimis pada
program tax amnesty agar bisa berjalan dengan lebih sukses sesuai dengan
rencana dan target yang diinginkan.
Pada sisi lainnya, masih terdapat 3 poin titik kelemahan di Indonesia
yang masih terus dibenahi yaitu soal perencanaan yang kurang matang,
konstruksi hukum dinilai masih belum terlalu kuat serta distribusi
pangan.
Orang-orang baru yang ada di kabinet memberikan harapan soal adanya perbaikan di titik-titik kelemahan itu.
’’Yang menarik, buat saya, reshuffle ini membuktikan betapa kuatnya
Presiden Jokowi. Stabilitas di antara para menteri dengan masuknya
Wiranto dan adanya Pak Luhut. Pembagian antarpartai juga bagus,’’ terangnya.
Adapun turut berpendapat yaitu Ekonom UI, Lana soelistianingsih yang menganggap bahwa kehadiran dari Menkeu Sri Mulyani lebih dari sekedar menyukseskan program tax amnesty.
’’Sri Mulyani justru akan berperan dalam bagaimana selanjutnya jika
program amnesti pajak kurang maksimal. Itulah yang diharapkan darinya,’’
tegasnya dikutip OkTerus.com.
Walau perekonomian Indonesia terus menunjukkan angka yang positif,
Indonesia masih mencatatkan nilai defisit sebanyak Rp 230 triliun dan
penerimaan pajak yang turun.
Pengelolaan fiskal supaya risikonya dapat diminimalkan, hal inilah
yang sebenarnya paling penting. Sri Mulyani dinilai bisa membawa harapan
perbaikan.(okterus.com)
Source link
Posting Komentar