Pengamat
politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Adi Prayitno
mengatakan, kondisi ini menjadi nilai positif bagi pria yang biasa
disapa HT itu dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
“Sosok Hary Tanoe yang low profile menjadi potensi baginya untuk menjadi rising star
di Pilpres 2019,” ujar Adi mengomentari salah satu lembaga survei yang
menempatkan Hary Tanoesoedibjo dalam kandidat atas calon presiden yang
patut diperhitungkan dalam pilpres mendatang, Jakarta, Minggu
(24/7/2016).
Dia yakin dengan karakter pemilih di Indonesia yang
bersifat cair semakin menambah peluang positif bagi HT untuk ikut dalam
perebutan kursi orang nomor satu di Indonesia.
“Bukan mustahil, Hary Tanoe bukan saja populer, tapi tingkat kesukaan dan elektabilitasnya bisa dominan,” ucapnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan pada 22-28 Juni 2016 dengan menggunakan sistem drop card yang terdiri dari 37 nama, Hary Tanoesoedibjo menempati posisi keempat dalam calon presiden pilihan masyarakat.
Responden
diberikan pertanyaan sambil menunjukkan 37 nama yang disodorkan.
Hasilnya, Hary Tanoesoebibjo menempati posisi empat mengungguli Gubernur
Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Ridwan Kamil dengan 3,9
persen.
Sementara
posisi teratas masih dipegang Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan 44
persen suara, disusul Prabowo Subianto dengan 15,3 persen suara. Masih
dalam survei itu, nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berada di posisi
ketiga dengan 5,3 persen suara.(sindonews.com)
Source link
Posting Komentar