Berita Metropolitan – Semakin banyak pihak mendorong Wali Kota Surabaya Tri
Rismaharini (Risma) maju Pilgub DKI. Majelis Pelayan Jakarta bahkan
menilai Risma layak memimpin Jakarta. Lalu apakah Risma siap bertarung
menjadi pemimpin Jakarta?
“Apa siap? Kayak jadi aturan aja siap.
Nggak lah, nggak ada yang siap jadi pemimpin itu,” jawab Risma saat
ditanya soal kesiapannya memimpin Jakarta, di sela-sela pemaparan soal
e-planning di kantor Kemendagri, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis
(20/7/2016).
Simak wawancara wartawan dengan Risma seputar isu santer dirinya jadi kandidat kuat cagub DKI dari PDIP selengkapnya:
Sebagai
kader PDIP, apakah Risma siap jika ditugaskan menjadi cagub DKI seperti
Jokowi yang diajukan di Pilgub DKI tahun 2012 silam?
Wong
aku juga petugas partai, jadi wali kota. Saya yang jalankan semua. Aku
ndak pernah daftar. Aku ndak mau daftar. Aku jadi wali kota Surabaya,
loh ndak daftar. Karena itu, ada prinsip yang tak pegang betul, itu
berat kalau semua teman tahu, itu berat. Ini menyangkut nasib orang. Aku
salah bikin kebijakan, orang bisa menderita. Aku bener, semua orang
bisa seneng. Tapi aku kebijakan satu, kemudian ada orang yang nanti
menangis atau menderita. Itu berat, jadi pemimpin itu nggak mudah.
Apakah PDIP memahami niat tulus Ibu Risma memimpin Surabaya itu?
Aku
jelaskan itu. Ya gimana emang aku punya prinsip seperti gitu. Dari dulu
itu, dari awal itu, aku tak pegang. Partai ngerti, makanya yang kedua
kemarin dicari pola lah. Makanya saya jelaskan betul, kemudian saya
nggak mau karena saya-sayalah, warga saya menderita, karena ambisi saya,
karena itu aku nggak mau.
Kemarin aku juga nggak minta ternyata aku
jadi wali kota yang kedua, itu pun warga.Wong aku turun jadi wali kota
nggak punya apa-apa, aku nggak nyiapin untuk yang kedua. Terus warga
sini, wong nggak apa-apa, Bu, kita urunan. Ya sudah mereka pasang
gambar-gambar saya, kampanye mereka sendiri, kadang-kadang aku bingung
yang mau jadi wali kotanya siapa.
Semakin banyak yang
mendorong ibu maju Pilgub DKI, belakangan ada Majelis Pelayan Jakarta
juga mendorong, bagaimana tanggapannya?
Aku nggak tahu, aku di Surabaya kerja.
Apakah PDIP tidak akan mengusung ibu melihat sikap ibu tidak mau maju Pilgub DKI?
Aku
tidak tahu. Aku mau jawab apa? Nanti aku bilang nggak lah, nanti aku
dibilang sok tahu. Aku tuh nggak bohong, aku nggak bisa disuruh bohong.
Misal PDIP ngusung Ibu, cara nolaknya gimana?
Mati
aku. Cara nolaknya, mungkin warga Surabaya nanti ya. Aku juga bingung,
aku nggak pernah bayangin pertanyaan itu. Gimana jawabnya? wong aku
nggak pernah bayangin pertanyaan itu.
Jika pertanyaan ini akhirnya benar-benar datang dari PDIP?
Lah ya itu, aku ya bingung, nanti tak aku pikirnya dulu. Aku juga nggak tahu.
Semakin banyak dukungan ibu maju Pilgub DKI bagaimana tanggapannya?
Ini
aku harus ngomong, teman-teman tolong jangan ulangi. Misalkan aku siap,
ngomong siap. Tiba-tiba aku takutkan, takut sekali aku soal itu.
Tiba-tiba Tuhan bilang, sudah Risma. Kamu bilang kamu siap kan, kamu
sudah jadi, tak uji kamu tak uji dikasih bencana, mati aku. Itu yang aku
takut. Jadi jangan tanya lagi soal itu ya. Serius, aku takut.
Bagaimana kalau akhirnya Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menunjuk Bu Risma jadi cagub DKI?
Jadi
gini, saya sampaikan pada Ibu Mega itu, begitu saya jadi (wali kota)
yang kedua, saya sampaikan Bu Saya tidak mau jadi gubernur, gubernur
apapun. Karena waktu saya ditanya warga Surabaya saya akan menemani
Surabaya, saya jawab itu. Saya ngadep, saya belum dilantik. Saya nggak
bisa jawab, saya serahkan semuanya ke warga Surabaya , saya kan sudah
janji. Aku nggak mau nanti aku mati, aku ditanya jajiku. Yang bisa jawab
itu orang Surabaya sebetulnya pertanyaan ini.(detik.com)
Source link
Posting Komentar