0

Jakarta, Berita Metropolitan – Pilgub DKI 2017, Partai Gerindra meminta Presiden Joko Widod bersikap netral. Jokowi yang dekat dengan Gubernur DKI petahana Basuki T Purnama (Ahok) disebut menjadi penengah hubungan Ahok dan PDIP yang memanas.



“Sebagai presiden, Pak Jokowi harus netral,” ungkap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Jumat (22/7) malam.

Menurutnya, netralitas Jokowi bukan hanya dibutuhkan di Pilgub DKI. Namun, di seluruh Pilkada yang ada di Indonesia. “Presiden harus netral, dan saya yakin Pak Jokowi tidak akan menjual kredibilitasnya untuk seorang Ahok di Pilgub DKI,” ujarnya.

Pada 12 Juli lalu, Jokowi bertandang ke rumah Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di Jl Teuku Umar, Menteng, Jakpus, dan disebut-sebut membicarakan soal pengusungan Ahok. “Itu baru rumor. Tapi sebagai kader PDIP, pak Jokowi boleh memberi masukan. Tapi saya pikir Pak Jokowi sebagai presiden akan netral,” tutur Dasco.

Saat ini Partai Gerindra masih melakukan sejumlah komunikasi dengan partai lain untuk membicarakan pengusuang untuk Pilgub DKI termasuk dengan PDIP. Hanya saja Gerindra memastikan tidak akan berkoalisi dengan PDIP jika partai berlambang banteng moncong putih tersebut akan kembali mengusung Ahok yang merupakan mantan kadernya itu.

Dasco mengakui memang ada dinamika terkait Ahok dengan PDIP. Setelah menyatakan akan maju lewat jalur perseorangan yang kemudian menyebabkan hubungannya renggang dengan PDIP, kini Ahok menyiratkan bersedia diusung melalui jalur parpol.

“Sekjen PDIP dan Gerindra sudah bertemu belum lama ini. Sementara kami utk DKI 1 kami mengusulkan nama Budi Waseso dan Sandiaga Uno. Di tingkat DPD ada pak Sjafrie dan Sandiaga Uno. Kita lihat di PDIP, nama Pak Buwas sudah mulai keluar juga,” beber Dasco.

Gerindra pun tak khawatir akan kalah start dengan Ahok untuk bekerja sama dengan PDIP yang merupakan partai pemenang pemilu itu. “Saat Pilkada 2012, Gerindra dan PDIP juga (memutuskan koalisi) di last minute,” pungkas Dasco. [bijaksnet]

Source link



Posting Komentar

 
Top