Normal
0
false
false
false
EN-US
X-NONE
X-NONE
MicrosoftInternetExplorer4
Berita Metropolitan – Dunia panggung politik memang penuh kepalsuan, makanya saya sebenarnya malas membahas masalah politik apalagi Pilgub DKI mendatang. Ketika Risma dijagokan PDIP dengan mendatangkannya dari Surabaya untuk melawan Ahok, saya melihat banyak kaum ‘Asal Bukan Ahok’ begitu gegap gempita karena Risma jelas merupakan rival berat buat Ahok. Kaum hore-hore terus menyemangati kedatangan Risma karena mereka tau persis Sandiaga Uno atau bahkan Syafrie Syamsuddin gak bakalan menang kalau maju untuk Pilgub nanti.
Begitu histeris saya melihat kaum tersebut sehingga seorang Neno Warisman, yg merupakan simpatisan PKS, langsung membentuk komunitas yg bernama Jakarta Love Risma atau Jaklovers, sebagai Gerakan Memanggil Risma untuk Jakarta. Gerakan ini menambah jelas bahwa PKS akan berkoalisi dengan PDIP untuk mengusung Risma. Bahkan Neno dengan percaya diri sambil berkaca-kaca mengatakan semua itu adalah Takdir Tuhan kalau Risma maju sebagai kandidat Calon Gubernur mendatang. Takdir Tuhan tidak bisa dilawan manusia, demikian katanya..
Namun hanya waktu dan Tuhan yg tau apakah memang benar Tuhan mentakdirkan hal itu.
Di mata saya, Neno hanya merupakan satu dari sekian banyak orang yg membawa nama Tuhan dan agama ke dalam dunia politik, yg bisa berubah kapan dan di mana saja. Dunia politik memang sangat dinamis. Di saat Megawati akan maju menjadi Presiden silam, PKS langsung menghujat dengan alasan memiliki pemimpin wanita adalah haramnya hukumnya. Sebagaimana PKS juga menghujat Ahok karena haram hukumnya memilih pemimpin dari kalangan the chavier.
Namun demi memenuhi syawat politik, semua itu bisa dirubah, yg penting sama-sama enak.
Mengamati Pilgub DKI dengan segala fenomena memang memiliki keasyikan tersendiri. Kita bisa menyaksikan bagaimana Neno atau kaum hore-hore memang begitu apik menampilkan wajah kenabian mereka, seolah semua yg mereka lakukan adalah sesuai dengan amanah perintah agama. Padahal yg mereka lakukan hanya demi nafsu dan ego pribadi yg membuat mereka lupa apa sebenarnya hakekat sebuah agama. Yg justru membuat kita muak melihat apa itu agama, sebuah jalan yg dipergunakan manusia untuk mencari Tuhan namun ujungnya adalah egoisme semata.
Ini agamaku.. mana agamamu.?? (kompasiana.com/rusli sucioto)
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
Dunia panggung politik
memang penuh kepalsuan, makanya saya sebenarnya malas membahas masalah
politik apalagi Pilgub DKI mendatang. Ketika Risma dijagokan PDIP dengan
mendatangkannya dari Surabaya untuk melawan Ahok, saya melihat banyak
kaum ‘Asal Bukan Ahok’ begitu gegap gempita karena Risma jelas merupakan
rival berat buat Ahok. Kaum hore-hore terus menyemangati kedatangan
Risma karena mereka tau persis Sandiaga Uno atau bahkan Syafrie
Syamsuddin gak bakalan menang kalau maju untuk Pilgub nanti.
Begitu histeris saya melihat kaum tersebut sehingga seorang Neno
Warisman, yg merupakan simpatisan PKS, langsung membentuk komunitas yg
bernama Jakarta Love Risma atau Jaklovers, sebagai Gerakan Memanggil
Risma untuk Jakarta. Gerakan ini menambah jelas bahwa PKS akan
berkoalisi dengan PDIP untuk mengusung Risma. Bahkan Neno dengan percaya
diri sambil berkaca-kaca mengatakan semua itu adalah Takdir Tuhan kalau
Risma maju sebagai kandidat Calon Gubernur mendatang. Takdir Tuhan
tidak bisa dilawan manusia, demikian katanya..
Namun hanya waktu dan Tuhan yg tau apakah memang benar Tuhan
mentakdirkan hal itu.
Di mata saya, Neno hanya merupakan satu dari sekian banyak orang yg
membawa nama Tuhan dan agama ke dalam dunia politik, yg bisa berubah
kapan dan di mana saja. Dunia politik memang sangat dinamis. Di saat
Megawati akan maju menjadi Presiden silam, PKS langsung menghujat dengan
alasan memiliki pemimpin wanita adalah haramnya hukumnya. Sebagaimana
PKS juga menghujat Ahok karena haram hukumnya memilih pemimpin dari
kalangan the chavier.
Namun demi memenuhi syawat politik, semua itu bisa dirubah, yg penting
sama-sama enak.
Mengamati Pilgub DKI dengan segala fenomena memang memiliki keasyikan
tersendiri. Kita bisa menyaksikan bagaimana Neno atau kaum hore-hore
memang begitu apik menampilkan wajah kenabian mereka, seolah semua yg
mereka lakukan adalah sesuai dengan amanah perintah agama. Padahal yg
mereka lakukan hanya demi nafsu dan ego pribadi yg membuat mereka lupa
apa sebenarnya hakekat sebuah agama. Yg justru membuat kita muak melihat
apa itu agama, sebuah jalan yg dipergunakan manusia untuk mencari Tuhan
namun ujungnya adalah egoisme semata.
Ini agamaku.. mana agamamu.??
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/ruslisucioto/risma-datang-memilih-wanita-sebagai-pemimpin-menjadi-halal_57a85daa947e617011ec20a5
Normal
0
false
false
false
EN-US
X-NONE
X-NONE
MicrosoftInternetExplorer4
Dunia panggung politik memang penuh kepalsuan, makanya saya sebenarnya
malas membahas masalah politik apalagi Pilgub DKI mendatang. Ketika Risma
dijagokan PDIP dengan mendatangkannya dari Surabaya untuk melawan Ahok, saya
melihat banyak kaum ‘Asal Bukan Ahok’ begitu gegap gempita karena Risma jelas
merupakan rival berat buat Ahok. Kaum hore-hore terus menyemangati kedatangan
Risma karena mereka tau persis Sandiaga Uno atau bahkan Syafrie Syamsuddin gak
bakalan menang kalau maju untuk Pilgub nanti.
Begitu histeris saya melihat kaum tersebut sehingga seorang Neno Warisman,
yg merupakan simpatisan PKS, langsung membentuk komunitas yg bernama Jakarta
Love Risma atau Jaklovers, sebagai Gerakan Memanggil Risma untuk Jakarta.
Gerakan ini menambah jelas bahwa PKS akan berkoalisi dengan PDIP untuk
mengusung Risma. Bahkan Neno dengan percaya diri sambil berkaca-kaca mengatakan
semua itu adalah Takdir Tuhan kalau Risma maju sebagai kandidat Calon Gubernur
mendatang. Takdir Tuhan tidak bisa dilawan manusia, demikian katanya..
Namun hanya waktu dan Tuhan yg tau apakah memang benar Tuhan mentakdirkan
hal itu.
Di mata saya, Neno hanya merupakan satu dari sekian banyak orang yg membawa
nama Tuhan dan agama ke dalam dunia politik, yg bisa berubah kapan dan di mana
saja. Dunia politik memang sangat dinamis. Di saat Megawati akan maju menjadi
Presiden silam, PKS langsung menghujat dengan alasan memiliki pemimpin wanita
adalah haramnya hukumnya. Sebagaimana PKS juga menghujat Ahok karena haram
hukumnya memilih pemimpin dari kalangan the chavier.
Namun demi memenuhi syawat politik, semua itu bisa dirubah, yg penting
sama-sama enak.
Mengamati Pilgub DKI dengan segala fenomena memang memiliki keasyikan
tersendiri. Kita bisa menyaksikan bagaimana Neno atau kaum hore-hore
memang begitu apik menampilkan wajah kenabian mereka, seolah semua yg mereka
lakukan adalah sesuai dengan amanah perintah agama. Padahal yg mereka lakukan
hanya demi nafsu dan ego pribadi yg membuat mereka lupa apa sebenarnya hakekat
sebuah agama. Yg justru membuat kita muak melihat apa itu agama, sebuah jalan
yg dipergunakan manusia untuk mencari Tuhan namun ujungnya adalah egoisme
semata.
Ini agamaku.. mana agamamu.??
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
Source link
Posting Komentar