0



Berita Metropolitan – Doa sejatinya berisi harapan dan ungkapan hati umat

manusia kepada Tuhan YME. Namun, yang terjadi dalam Rapat Paripurna

Pembukaan Masa Persidangan I DPR RI tahun sidang 2016-2017 di gedung

DPR/MPR hari ini cukup membuat heboh khalayak.


Doa penutup yang dibawakan anggota DPR-RI dari Fraksi Gerindra,

HR.Muhammad Syafi’i di hadapan Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf  Kalla

dan para menteri serta kepala lembaga negara ini cukup terdengar

seperti sindiran. Sebagian orang yang mendengar doa ini menyebutnya

sebagai doa politis


Pembacaan doa di sidang paripurna DPR RI siang tadi membuat gempar dunia

maya. 


Bagaimana tidak, isi doa yang dibacakan setelah pidato kenegaraan

Presiden Joko Widodo itu dipenuhi kritik dan sindiran terhadap kinerja

pemerintah Khususnya terhadap Presiden Jokowi dan Juga Gubernur DKI

Jakarta Ahok Tak Luput kena Sindir Oleh Si Pembaca Doa Dari Fraksi

Gerindra  HR.Muhammad Syafi’i


Tak lama setelah sidang ditutup video berjudul “Doa Menggemparkan

Setelah Pidato Presiden di Sidang MPR/DPR 16 Agutustus 2016” beredar di

YouTube. Komentar pro dan kontra netizen mengenai video tersebut pun

bermunculan.


Muhammad

Syafi’i, anggota DPR dari Fraksi Gerindra yang membaca doa tersebut

awalnya tertawa ketika mendengar bahwa apa yang disampaikannya telah

membuat gempar. Saat ditanya apakah ia membaca teks atau tidak, Syafi’i

menjawab tidak.


“Enggak pakai. Muncul saja. Tapi memang beberapa

hari sebelumnya dimintain teks (oleh Setjen DPR), tapi saya bilang saya

tidak pernah pidato atau baca doa pakai teks, tapi tergantung pada yang

saya dengar yang saya lihat,” katanya di kompleks Parlemen Jakarta,

Selasa (16/8/16).


Sebelum naik podium membaca doa dalam forum yang

dihadiri Presiden Jokowi, Wapres Jusuf Kalla dan banyak orang penting

di negeri ini, Setjen DPR sempat bertanya kembali soal teks doanya. Tapi

karena memang tidak punya, Syafi’i tetap dipersilahkan menjalankan

tugas itu.


“Alhamdulillah dikasih hidayah sama Allah SWT,” tukas anggota Komisi III itu.


Soal

isi doanya terkesan menyindir pemerintah, Syafi’i berdalih bahwa itu

hanya refleksi kemerdekaan. Dia mengklaim hanya menyampaikan suasana

kebatinan yang sebenarnya sedang dirasakan oleh masyarakat.


Kalaupun

doanya itu akan disikapi negatif oleh pendukung Jokowi, Syafi’i mengaku

menerima apapun resikonya. Tapi ia menegaskan bahwa apa yang dia

ucapkan dalam dalam doa di forum kenegaraan itu bukan pesanan Partai

Gerindra.


“Sama sekali tidak ada. Ya kan setiap tindakan ada

resikonya. Kita kan ingin memperbaiki. Kan itu juga ditutup dengan

kalimat, kalau bertobat, ya bagus. Tapi kalau tidak tobat kan, kita ini

sudah sengsara,” tutur anggota Dewan Penasehat DPP Gerindra.


Mantan

anggota DPRD Kota Medan itu juga berharap dengan doanya ada perbaikan

pada sikap aparatur pemerintah. Tidak seperti sekarang, aparat negara

dibuat berhadap-hadapan dengan rakyat.


“Jadi pemerintah itu harus

memberi manfaat. Jangan malah memanfaatkan rakyat. Gitu lho maksudnya,”

ujar Syafi’i, yang mengaku setelah membaca doa itu dia menerima

setidaknya 300 SMS dan 78 kali panggilan masuk. Semua merespon positif.


“(Doa)

itu curahan isi hati. Dan saya semalam juga dapat telepon dari Medan,

bahwa tanah sengketa dengan AURI itu sudah dimenangkan oleh rakyat di

PN, PT, dan MA. Sudah inkracht. Tapi rakyat malah dipaksa untuk

hengkang, karena mereka mau bangun perumahan yang lain,” pungkas

politikus yang selalu mengenakan peci itu.

Potongan video doa itu diunggah ke laman YouTube. Berikut ini isi sebagian doa yang dibawakan Syafi’i dengan derai air mata:


“Seperti

mata pisau yang hanya tajam ke bawah, tapi tumbuh ke atas sehingga

mengusik rasa keadilan bangsa ini. Wahai Allah, memang semua penjara

overcapacity tapi kami tidak melihat ada upaya untuk mengurangi

kejahatan karena kejahatan seperti diorganisir ya Allah.

Kami

tahu pesan dari sahabat Nabi Nuh bahwa kejahatan-kejahatan ini bisa

hebat bukan karena penjahat yang hebat tapi karena orang-orang baik

belum bersatu atau belum mempunyai kesempatan di negeri ini untuk

membuat kebijakan-kebijakan yang baik yang bisa menekan

kejahatan-kejahatan itu.

 Biarlah kehidupan

ekonomi kami, Bung Karno sangat khawatir bangsa kami akan menjadi kuli

di negeri kami sendiri. Tapi hari ini, sepertinya kami kehilangan

kekuatan untuk menyetop itu bisa terjadi. Lihatlah Allah. Bumi kami yang

kaya dikelola oleh bangsa lain dan kulinya adalah bangsa kami. ya

rabbal alamin.

Kehidupan sosial budaya, seperti

kami kehilangan jati diri bangsa ini, yang ramah, yang santun, yang

saling percaya. kami juga belum tahu bagaimana kekuatan pertahanan dan

keamanan bangsa ini kalau suatu ketika bangsa lain menyerang bangsa

kami. Ya rahman ya rahim tapi kami masih percaya kepadaMu, bahwa kami

masih menadahkan tangan kepadamu artinya engkau adalah Tuhan kami,

Engkau adalah Allah YME. 

Jauhkan kami dari

pemimpin yang khianat yang hanya memberikan janji-janji palsu,

harapan-harapan kosong, dan kekuasaan yang bukan untuk memajukan dan

melindungi rakyat ini, tapi seakan-akan arogansi kekuatan

berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat. 

Di

mana-mana rakyat digusur tanpa tahu ke mana mereka harus pergi. Di

mana-mana rakyat kehilangan pekerjaan Allah di negara ini rakyat ini

outsourcing, tidak ada jaminan kehidupan mereka. Aparat seakan begitu

antusias untuk menakuti rakyat.

Hari ini di Kota

Medan di Sumut, 5000 kepala keluarga sengsara dengan perlakuan aparat

negara. Allah lindungilah rakyat ini, mereka banyak tidak tahu apa-apa.

Mereka percayakan kendali negara dan pemerintahan. Allah kalau ada

mereka yang ingin bertaubat, terimalah taubat mereka ya Allah. tapi

kalau mereka tidak bertaubat dengan kesalahan yang dia perbuat, gantikan

dia dengan pemimpin yang lebih baik di negara ini Ya Allah.. (jpnn.com)




Silahkan Tonton Video Selengkapnya Dibawah ini dan berikan komentar anda, Pantaskah berdoa Seperti Ini ?





Source link



Posting Komentar

 
Top