Berita Metropolitan.com, Jakarta – Pengamat politik dari Point Indonesia Hiras Simo mengidentifikasi tiga kemungkinan pemicu ‘perpecahan’ dalam tubuh PDI Perjuangan jelang Pemilu Kepala Daerah DKI Jakarta 2017.
Internal PDI Perjuangan saat ini terbelah ke dalam kelompok pro Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan kelompok anti Ahok.
Hiras berpendapat hal itu salah satunya bisa disebabkan adanya sejumlah kader partai yang merasa sakit hati dengan cara dan gaya kepemimpinan Ahok selama menjabat.
“Ini lebih pada ‘baper’ (bawa perasaan), jadi karena enggak suka dengan gayanya Ahok saja,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (30/8).
Alasan kedua, menurut Hiras, ketakutan kader partai yang tidak bisa memainkan anggaran jika PDI Perjuangan mengusung Ahok. Anggaran ini seperti pada APBD Jakarta.
Pada 2015, Ahok memang ngotot untuk memasukkan draf APBD 2015 versi e-Budgeting. Program e-Budgeting berisi rincian APBD tersebut hanya bisa diubah oleh mereka yang memegang password.
Sementara yang berhak memegang password antara lain Ahok sendiri dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jakarta. Saat itu, seluruh anggota DPRD mengajukan hak angket kepadanya.
Selain itu, Hiras menambahkan, perbedaan pendapat yang ada di internal PDI Perjuangan karena adanya ‘numpang’ ideologi. Hal ini berkaitan dengan sejumlah kader yang inginkan Risma maju sebagai bakal calon gubernur DKI.
Maksud dari ‘numpang’ ideologi ini, Hiras menjelaskan, kader partai yang inginkan Risma mengaku memiliki ideologi yang sama padahal hanya untuk kepentingan posisi di pemerintahan dan partai.
“Jadi mereka datangkan Risma supaya bisa ‘nebeng’ di Risma, padahal ideologi juga enggak sama,” tuturnya. (Sumber: cnnindonesia.com).
LIKE DAN SHARE
Source link
Posting Komentar