0



Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi

Berita Metropolitan.com, Nasional – Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, kembali mendapat penolakan. Pimpinan Padepokan 212 Hidayatul Azkiya, Raden Sya’ir Langit, menentang lawatan Dedi ke Ciamis buat menghadiri silaturahim usai Idul Fitri, pada Jumat (15/7) mendatang.

Raden Sya’ir menolak kedatangan politikus Partai Golkar itu ke daerahnya. Alasannya, Raden Syair menilai Dedi adalah sosok musyrik lantaran banyak membangun patung di Kabupaten Purwakarta.


Ancaman dan penolakan Raden Sya’ir Langit pada Dedi disampaikan secara terbuka melalui akun Facebook pribadinya.


“Menanggapi kedatangan si Dedi Mulyadi bupati purwakarta yg musyrik, yg sudah mengacak-ngacak aqidah umat Islam, wabilkhusus di daerah Pasundan, yg akan datang ke daerah saya, Rancah Ciamis, tepatnya di daerah Dadiharja, denga kemasan hiburan seni budaya, pdahal selalu di selipkan segala yg berbau musrik, maka saya pribadi, atas nama umat Islam, atas nama Padepokan 212 Hidayatul Azkiya, mengecam keras dan menolak kedatangan nya,


Hei Dedi yg merasa paling sunda,
Hei Dedi yg merasa paling jawara yg mengaku-ngaku keturunan Prabu Siliwangi dan suami dari Ratu Pantai Selatan Nyi Roro Kidul,
Hei Dedi yg suka membuat patung berhala beserta sesajen nya sehingga Purwakarta di penuhi dengan patekong di setiap sudut kota, Saya tidak ridho Anda menginjakan kaki di tanah Galuh ini, Monggo saya tunggu anda jika tetap nekad datang kesini, jika selama ini anda paling jawara, saya ajak anda satu lawan satu debat mulut atau tangan dengan saya. Saya berharap kepada seluruh element masyarakat, ormas Islam, ormas nasional, ormas lokal, tokoh Ulama, tokoh masyarakat yg masih peduli terhadap aqidah Agama Islam, untuk bersatu padu menolak kedatangan si Dedi Musyrik di tanah Galuh, Rancah Ciamis ini.”


Saat ditemui di Gedung Sate Kota Bandung, Dedi mengaku akan tetap datang ke Ciamis memenuhi undangan dari masyarakat sekitar. “Saya akan tetap datang ke Ciamis tanggal 15 nanti. Undangan perkumpulan warga yang merantau dari berbagai daerah,” kata Dedi, Selasa (12/7).


Dedi merasa sebagai pihak diundang akan sangat menghargai. Dia juga merasa berhak datang. Menyangkut keamanan dan keselamatan jiwanya, dia menyerahkan sepenuhnya ke polisi.


“Saya akang datang. Karena undangannya sudah sejak dua bulan lalu. Keselamatan dan keamanan saya serahkan ke pihak kepolisian. Nanti kita lihat untuk lapor polisi. Kita tetap datang. Pak Kapolres Ciamis menjamin (keamanan dan keselamatan) saya,” ujar Dedi.




Patung Manusia Bertapa dan Empat Harimau di Tengah Danau Taman Sri Baduga Purwakarta yang dianggap orang-orang puritan sebagai salah satu biang kemusyikan di Purwakarta

Menurut Dedi, ancaman terhadap dirinya memang datang silih berganti. Jenisnya mulai dari ancaman pembunuhan, pengadangan, dan lainnya.

“Saya melihat mereka melakukan pengadangan serius. Di Bandung Barat pernah dicegat puluhan orang. Di Garut di lempar pakai paku. Jadi (ancaman) bukan main-main tapi ngalamin langsung,” tutup Dedi.


Isu Penolakan Ulama 



Saat Pergelaran “Lesehan Nada Zikir Cinta Kasih” di Cirebon April lalu, juga berhembus kabar ulama Cirebon menolak kehadiran Bupati Purwakarta ini.


“Kalau ada yang menginformasikan saya ditolak alim ulama, rasanya berlebihan. Karena saya hadir dan mengisi acara tersebut, dihadiri oleh para ulama lainnya. Ada Ketua NU Cirebon, ada Habib Thoha dan lainnya,” ujar Dedi saat ditemui di Bandung, usai acara di Kodam Siliwangi, Kamis 14 April 2016.


Dedi mengaku heran kalau ada ormas yang masih terus mengejar dirinya. Apalagi menuduh dirinya menistakan agama Islam. “Saya salat lima waktu, biasa menjalani puasa sunnah Senin dan Kamis. Saya juga masih terus belajar agama Islam,” kata Dedi.



Tuduhan menikah dengan Nyi Loro Kidul, katanya, sesuatu hal yang tak masuk akal dan mengada-ada. “Kenapa mereka begitu yakin saya menikah dengan Nyi Loro Kidul. Sesuatu yang tak masuk akal. Istri saya satu dengan menikah secara Islam,” katanya (BN/001)



Source link



Posting Komentar

 
Top