Berita Metropolitan.com, Jakarta – Jakarta – Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai belum banyak hasil yang bisa dirasakan rakyat selama Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla memimpin 2 tahun ini. Sajaknya berjudul ‘Raisopopo’ yang ditulis tahun 2014 silam dirasa masih relevan untuk dibacakan saat ini.
“Sikap kritis itu bukan karena benci atau dendam, tapi kita memberikan analisis masukan kritik ke pemerintah agar bisa memiliki pegangan,” kata Fadli Zon di awal pembicaraan saat berkunjung ke redaksi detikcom, Jalan Warung Jati Barat Raya, Jakarta Selatan, Rabu (19/10/2016).
Fadli mengatakan bahwa sudah tugas DPR untuk melakukan check and balance. Dia sendiri sudah langsung bertanya kepada warga yang dia temui tentang kondisi setelah dipimpin Jokowi selama 2 tahun.
“Saya ajukan 2 pertanyaan. Apa hidup sekarang lebih mudah atau lebih susah. Rata-rata jawab lebih susah. Saya juga tanyakan apakah cari pekerjaan di era Jokowi makin mudah atau susah. Jawabannya makin susah,” ucap Waketum Gerindra ini.
“Pemerintahan Pak Jokowi selama 2 tahun ini belum banyak hasilnya dibanding yang dijanjikan dan ekspektasi yang begitu besar,” sambungnya
Banyak hal yang disoroti oleh Fadli, mulai dari perpecahan partai politik, harga daging yang tetap tinggi, hingga kondisi perekonomian yang terlalu tergantung pada China. Ada satu aspek yang dinilainya paling parah selama Jokowi memimpin negera ini.
“Hukum, yang menjadi alat kekuasaan dan alat politik. Tajam ke bawah, tumpul ke atas. Sesuai selera atau pesanan. Hukum kita jadi alat kekuasaan yang membahayakan. Itu salah satu yang terburuk,” tegas Fadli.
President Global Organization of Parliaments Against Corruption (GOPAC) ini juga merasa pemberantasan korupsi belum maksimal dilakukan oleh pemerintahan Jokowi. Menurut Fadli, banyaknya jumlah operasi tangkap tangan (OTT) bukan jadi ukuran.
“Korupsi tinggi di eksekutif legislatif yudikatif. Belum terlihat pemberantasan korupsi sudah mencapai perbaikan. Keberhasilannya bukan berapa banyak yang ditangkap tangan, tapi berkurang korupsinya. Sekarang masih tetap merajalela di semua kamar,” ungkapnya.
Jokowi juga dinilai masih terlalu banyak pencitraan di 2 tahun pertamanya. Fadli pun mengingatkan bahwa Pilpres 2019 masih jauh.
“Terlalu banyak pencitraan. Pencitraan tidak bisa dipisahkan dari politik. Tapi ini terlalu banyak, overload,” papar Fadli.
Di ujung perbincangan, detikcom menantang Fadli Zon untuk membuat sajak terkait 2 tahun pemerintahan Jokowi-JK. Dia akhirnya memilih sajak lamanya yang dirasa masih relevan.
Sajak itu berjudul ‘Raisopopo’ yang pertama kali dia bacakan pada 16 April 2014 silam. Dengan sedikit modifikasi, Fadli lalu membacakan sajak tersebut.
Raisopopo
Aku raisopopo
Seperti wayang digerakkan dalang
Cerita sejuta harapan
Menjual mimpi tanpa kenyataan
Berselimut citra fatamorgana
Dan kau terkesima
Aku raisopopo
Menari di gendang tuan
Melenggok tanpa tujuan
Berjalan dari gang hingga comberan
Menabuh genderang blusukan
Kadang menumpang bus karatan
Diantara banjir dan kemacetan
Semua jadi liputan
Menyihir dunia maya
Dan kau terkesima
Sudah kubilang dua tahun lalu, aku raisopopo
Hanya bisa berkata rapopo
(Sumber: detik.com).
Posting Komentar