0



Berita Metropolitan – Ustaz Yusuf Mansur sempat bercanda soal sanggup jadi Gubernur  DKI di

sela-sela ceramah di Masjid Istiqlal Minggu lalu. Seperti apa ceritanya?


“Saya

bercanda di Istiqlal, bercandanya itu jangan diartikan saya pengen

maju. Ya namanya juga ceramah bercanda kan. Saya bilang kalau nggak ada

yang sanggup gubernur saya sanggup,” kata Yusuf Mansur saat berbincang

santai dengan wartawan, Rabu (30/3/2016).


Yusuf Mansur kemudian

sedikit membuka gagasannya untuk mengatasi macet di Jakarta. Macet dan

banjir memang belum benar-benar terselesaikan di Jakarta.


“Jalanan

ini menjadi macet karena memang ini dibangunnya jalanan ini bukan buat

infrastruktur tapi memang buat semua pengguna, jadi berantakan. Misalnya

orang mau beli makanan lewat jalanan ya jalanan macet lah. Padahal

kalau online kan tidak perlu lewat jalan, jalanan itu hanya jadi alat

angkut barang yang dibeli,” katanya.


“Jalanan macet karena ribuan

siswa itu harus diantar pada saat bersamaan dan banyak titiknya, gimana

nggak mau macet. Kenapa SMP dan SMA tidak didorong full online, keren

nggak tuh. Era digital, pakailah,” kata Yusuf Mansur sembari memberi

contoh lain di lingkungan pesantren dengan ribuan santri tidak terjadi

kemacetan karena para santri tidak pulang pergi setiap hari.


Ustaz

Yusuf Mansur kemudian melanjutkan candaanya soal gubernur.  “Saya

bercanda lagi sama teman-teman. Kalau anda mau gratis sekolah tahun

berikutnya tidak hanya 2012-2022, gampang caranya pilih saja lagi saya

lima tahun berikutnya hahaha. Nanti Kalimantan Selatan ngiri, Kaltim

ngiri, Sulawesi ngiri, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat ngiri. Saya

bilang kalau ngiri saya nggak bisa pindah provinsi anda, kalau mau

jadikan saya presiden. Selesai. Hahaha,” canda Yusuf Mansur sembari

tertawa.


“Kalau begini kan posisinya orang paham to, kalau

langsung begitu saja (pernyataan serius maju Pilgub DKI) siapa yang

nggak sebel sama saya, wah berarti ustaz nafsu. Nafsu gimana wong saya

nggak dipilih aja saya bergerak kok,” katanya.


Obrolan pun semakin panjang. Yusuf Mansur kemudian mulai mengungkap beragam program yang digagasnya.




“Masih

ada terusannya nih, Jakarta ilmu, Jakarta adem, Jakarta kerja. Jakarta

adem ini sebenarnya kalau orang Jakarta sibuk insyaAllah sudah adem

sendiri dia. Kan yang bikin nggak adem banyak yang nganggur ini, makanya

ini semuanya saling terkait. Makanya saya bilang kalau kemudian hadiah

ini, sistem ini, program ini dijalankan oleh seorang gubernur apalagi

seorang presiden, oh dahysat efeknya,” katanya.

Ustaz Yusuf

Mansur kemudian bicara bagaimana membangun MRT tanpa harus hutang. Ia

punya konsep bagaimana para penumpang MRT dijadikan semacam pemilik

saham.


“Ada berapa penggunanya misalkan 5 juta. 5 juta orang itu

suruh beli tiket di muka tapi perlakuannya bukan deposit tapi sebagai

saham. Kalau perlakuannya sebagai saham orang ridho bos. Sekarang

sebagai deposit, jadi orang pakai bayar berkurang itu namanya deposit.

Nah kalau bisa sebelum barangnya jadi you taruh duit jadi saham. Masak

owner dicash. Kalau mau dicash nanti tahun keberapa, nikmati dulu lah,”

katanya.


“Satu hal ya bos, bahwa semua yang saya ceritakan ini bukan utopia, bukan di awang-awang,” tegasnya.


Ustaz

Yusuf Mansur kemudian mengungkap pemikirannya bagaimana mencetak

generasi yang akan datang menjadi Jakarta Super. Jakarta super

diterjemahkan sebagai manusia masa depan yang berakhlak tapi menguasai

teknologi dunia.


“Yang paling gampang memang pakai power bos.

Ambil dari semua sekolah rangking 1 sampai 10 kemudian terbangin dimulai

SMA ke luar negeri dengan berbagai disiplin ilmunya. Pulang lagi dia

diaspora, tapi kontrak jangan sampai jadi permanen residence di

Singapura, Australia, Amerika, Jepang, lo pulang , lo punya kontrak

nih,” katanya.


“Bila jumlahnya signifikan maka Jakarta harus

kerjasama dengan Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, kita bangun

sekolah DKI di daerah. Anak-anak bikinlah sekolah supernya di mana yang

sekolah di situ dari lima benua. Kerjasama dengan 7 kementerian.

Gubernur DKI jadi Menko secara tidak langsung bos. Setingkat menteri

kayak dulu,” katanya.


Ide besar itu, menurut Yusuf Mansur, ia

contoh dari negara Qatar. “Queen of Qatar itu menarik perguruan tinggi

dunia buka di Qatar. Alhamdulillah dengan izin Allah Darul Quran sudah

melakukan itu ada murid dari Amerika ada guru juga di Amerika, di Timur

Tengah juga,” imbuhnya.


“Jangan-jangan ada yang ngiri lagi nanti

pengin Kaltim super, Kalbar super, yaudah 2019 nanti…hahaha saya

bercanda,” candanya lagi sembari tertawa lepas.


Lebih dari itu

ustaz Yusuf Mansur sebenarnya tak punya ambisi politik. Dia hanya ingin

menyaksikan Pilgub DKI yang damai dan menyenangkan.


“Tapi demi

Allah nggak jadi ya nggak ada urusan kita jalani aja udah. Kita

ngomongin Jakarta buat semua, yakni cerita tentang Pilkada yang tidak

membully orang lain. Jakarta yang tidak bicara tentang kekurangan orang

lain. Pilkada Jakarta yang tidak mengorek masa lalu orang lain, tidak

bicara SARA dalam koridor permusuhan,” ingatnya.


“Mengajarkan

boleh, orang Hindu pilih orang Hindu, orang Kristen pilih orang Kristen,

Budha pilih orang Budha, tapi tidak dalam spirit permusuhan. Orang

Islam juga pilihlah muslim, tapi tidak dalam aura permusuhan yang satu

menyerang yang lain. Padahal di lapangan banyak pemimpin perusahaan non

muslim tapi karyawannya muslim. Sebaliknya banyak juga perusahaan muslim

yang karyawannya non muslim. Jadi jangan dirusak, melainkan dibangun

lebih intensif, gegap gempita, sehingga Jakarta bisa jadi super city

bagi negara lain, buktikan bahwa kita tetap berdampingan,” pungkasnya.(detik.com)





Posting Komentar

 
Top