Berita Metropolitan – Gubernur Papua Lukas Enembe berterima kasih atas perhatian Presiden Joko Widodo yang sangat besar untuk warga Papua.
Menurut dia, perhatian besar tersebut bisa dilihat dari seringnya Jokowi berkunjung ke provinsi paling timur di Indonesia itu.
Selama menjabat pada Oktober 2014 lalu, Jokowi sudah empat kali berkunjung ke Papua.
“Saya bangga sekali sebelum dua tahun menjabat, Bapak sudah empat
kali datang kesini,” kata Lukas saat membuka acara peresmian enam proyek
listrik di Papua dan Papua Barat oleh Jokowi, di Gardu Induk PLN Weina,
Jayapura, Senin (17/10/2016).
Presiden Jokowi yang mendengar pujian itu hanya tersenyum.
Lukas menambahkan, Presiden tidak hanya singgah di kota-kota besar
seperti Jayapura saat berkunjung. Namun, juga daerah terpencil dengan
fasilitas yang masih minim seperti Nduga dan Wamena.
“Ini luar biasa, tidak pernah dilakukan Presiden sebelumnya,” kata Lukas.
Kedatangan Jokowi juga, lanjut dia, bukan hanya sebagai bentuk
seremonial belaka, namun selalu membawa perbaikan signifikan bagi
masyarakat Papua.
Misalnya, terkait kelistrikan di Papua, menurut dia, sudah berkembang cukup cepat sejak era kepemimpinan Jokowi.
Lukas menargetkan seluruh kebutuhan listrik di Papua bisa tercukupi pada 2020 mendatang.
Ia menyampaikan harapan agar Jokowi kembali terpilih pada Pilpres
2019, sehingga pada 2020, Jokowi bisa melihat kemajuan listrik di Papua
masih sebagai Presiden RI.
“Nanti selesai bapak bisa datang pada 2020. Setelah bapak terpilih lagi 2019 nanti, bisa langsung ke Papua,” kata Lukas.
Dalam kunjungan tersebut, Presiden meresmikan enam proyek listrik Papua dan Papua Barat.
Jokowi berharap dengan infrastruktur listrik yang terus bertambah,
seluruh kebutuhan listrik provinsi Papua dan Papua Barat bisa selesai
pada 2019.
“Saya sampaikan, saya enggak mau 2020, saya minta 2019 seluruh
kecamatan sudah terang semua. Masa lama sekali,” kata Jokowi yang
langsung disambut tepuk tangan warga.
Jokowi juga menyinggung harga bahan bakar minyak (BBM) di Papua yang
selangit. Ia melihat ada ketidakadilan bagi masyarakat Papua. Sebab, di
sejumlah daerah terpencil di Papua bisa mencapai Rp 100.000 per liter.
Padahal, di daerah lain harga BBM jenis premium tidak mencapai Rp 7.000 per liter.
Presiden menginstruksikan Dirut Pertamina Dwi Soetjipto mencari jalan
keluar agar harga BBM di Papua bisa sama dengan daerah lain.(kompas.com)
Posting Komentar