0




Berita Metropolitan.com, Jakarta – Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto bercerita pernah menolak tawaran kursi menteri dari Presiden Jokowi. Hasto lebih memilih tawaran Ketua Umum PDIP Megawati agar Hasto menjadi Sekjen PDIP saja.



“Saya pernah ditawari Pak Jokowi jadi Mensesneg dan Menkominfo, tapi ketika Bu Mega menawarkan Sekjen, saya lebih memilih jadi Sekjen,” kata Hasto dalam diskusi Diklatnas Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) IV, di Gedung Panca Gatra Lembaga Ketahanan Nasional, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Sabtu (15/10/2016).



Hasto memilih ‘ikut Megawati’ daripada ‘ikut Jokowi’ karena baginya membangun PDIP itu hal yang penting. Ini bukan soal mengejar jabatan semata, tapi menciptakan sejarah.



“Karena ini membangun partai, membangun organisasi. Sebagai politisi itu menciptakan sejarah bukan hanya cari jabatan, bukan hanya cari ketenaran,” ujarnya.



Dalam berpartai, PDIP mengutamakan mufakat dalam pengambilan keputusan. Partai berlambang banteng moncong putih ini menghindari mekanisme voting karena cara ini bisa sarat dengan politik uang di internal partai. Pragmatisme politik yang diwarnai duit ini dihindari di PDIP.



“Jadi kalau ada kawan-kawan HIPMI mau jadi calon kepala daerah, silakan datang dari jauh-jauh hari. Jangan datang dua bulan sebelum keputusan diambil. Di situlah nanti pragmatisme politik terjadi,” kelakar Hasto disambut tawa. (Sumber: detik.com).




Posting Komentar

 
Top