Berita Metropolitan – Aktivis sosial media yang isi fanspage facebooknya penuh dengan status kontroversi, Jonru, belakangan terakhir banyak sekali memposting soal kasus yang menjerat Ahok yaitu mengenai Surat Al Maidah Ayat 51.
Dari awal kemunculan video pernyataan Ahok, tak henti-hentinya Ia membuat status yang membahas tentang kasus tersebut.
Bahkan, sampai dengan Ahok mengucapkan permohonan maaf pun, Jonru masih terus saja membahasnya.
Jonru Jualan Kaos.
Bila diperhatikan, beberapa kali diantara postingan yang penuh kontroversi dari Jonru itu, Ia turut menyelipkan promosi jualan kaos yang bertema “Menjonru”.
Sepertinya, Jonru paham betul untuk dapat memanfaatkan kesempatan ini agar bisa mendapatkan pundi-pundi uang.
Berikut adalah kutipan salah satu promosi selipan yang tim Berita Metropolitan salin dari laman Jonru di facebook:
Jonru Jualan Kaos.
Lebih baik jualan kaos daripada jualan SARA dengan cara menghina kitab suci agama lain. Betul?
Apalagi Kaos Menjonru yang keren ini. Saat dipakai, bisa bikin kamu makin semangat untuk membela kebenaran dan melawan kedzaliman.
Sebab #menjonru adalah MENtioning and JOiNing the tRUth.
Info lengkap tentang tatacara pemesanan bisa dibaca pada keterangan foto.
Ada pula sejumlah postingan Jonru mengenai kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok turut kami sertakan adalah sebagai berikut:
Salah satu ciri *hokers adalah TIDAK KONSISTEN:
Ketika kemarin junjungannya masih ngotot membela diri, mereka pun sibuk menjadi “ahli tafsir dadakan” untuk membela si junjungan. Mereka ngotot mengklaim bahwa junjungannya tak bersalah.
Kini setelah junjungannya meminta maaf, eh… para ahli tafsir dadakan ini bukannya minta maaf karena terbukti mereka juga bersalah. Kini mereka malah sibuk memuji-muji sang junjungan sebagai orang yang berbesar hati, gentleman, mau meminta maaf, dan sebagainya.
Padahal ya padahal:
Kita tentu masih sangat ingat, bagaimana junjungan mereka itu selalu MENCARI KAMBING HITAM atas kegagalan program-program kerjanya.
“Banjir Jakarta karena ada sabotase, karena ada kabel yang menumpuk, karena ini karena itu….”
Tak pernah intropeksi diri, tak pernah meminta maaf kepada rakyat atas kegagalannya.
Tapi ini tiba-tiba meminta maaf? Huh!
Itu pun minta maafnya karena terpaksa, tidak benar-benar tulus. Kalau benar-benar tulus, harusnya sejak awal dia meminta maaf.
Kalau benar-benar tulus, harusnya dia minta maaf karena telah menghina Al Quran. Eh, dia justru HANYA meminta maaf karena telah bikin masyarakat ribut.
Bah! Pemimpin Macam Mana Pula Kau Ini?Penistaan terhadap agama itu termasuk delik umum, BUKAN delik aduan. Jadi walau pelakunya sudah minta maaf, namun proses hukum harus tetap dilanjutkan.
Apalagi karena permintaan maafnya karena terpaksa (terlihat dari kejadian sebelumnya di mana dia dan para pengikutnya justru ngotot banget membela diri), yang justru membuat umat islam semakin marah.
Konon, permintaan maafnya itu hanya semata-mata untuk memperbaiki citra dan elektabilitasnya yang makin melorot. Duh!Tweet @temanahok ini menjadi bukti bahwa permintaan maaf Koh Koh tidak tulus, dan dia belum juga merasa bersalah.
Sekadar info: Hari ini dia meminta maaf karena telah bikin gaduh, BUKAN karena telah menghina Al Quran.
Sungguh Terlalu Engkau, Koh! Semoga Penjara dan Hukuman Setimpal dari Allah Segera Mendatangimu.Ada perbedaan yang sangat signifikan antara:
(1) Orang yang meminta maaf secara tulus dan gentleman
(2) Orang yang meminta maaf karena terpaksa
Untuk yang nomor (1):
Biasanya setelah sadar dirinya bersalah, maka dia segera meminta maaf tanpa harus disuruh-suruh oleh siapapun.
Untukyang nomor (2):
Biasanya dia awalnya ngotot, mengaku tak bersalah, bahkan cenderung membela diri. Namun karena terus didesak, bahkan diancam, hingga dia merasa posisinya serba sulit, barulah dia minta maaf.
Hari ini Koh Hoh telah meminta maaf atas perbuatannya yang membuat umat Islam marah. Ya baguslah dia sudah mau minta maaf. Alhamdulillah…
Namun apakah permintaan maafnya termasuk kategori (1) atau (2) ???
Silahkan teman-teman lihat saja kronologi peristiwanya. Pasti bisa simpulkan sendiri, kok.
Penulis: Derry
Posting Komentar